ANAS IS BACK

 


BLACKPOST | TebetHari ini, 11 April 2023, akhirnya Anas Urbaningrum menghirup udara bebas setelah mendekam di penjara Sukamiskin selama 8 tahun lebih. Anas mendapatkan potongan tahanan 6 tahun dari MA. Setelah sebelumnya Anas juga pernah mengajukan PK pada tahun 2018. 


Anas divonis atas kasus grativikasi proyek Hambalang pada tahun 2014. Anas pun dipecat dari jabatanya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada waktu itu. 


Namun konon kasus yang dialamatkan pada Anas dan beberapa kader muda Partai Demokrat lainnya adalah kriminalisasi untuk "mengamputasi" kasus yang sesungguhnya lebih besar dalam skandal proyek Hambalang yang kabarnya justru melibatkan para petinggi Partai Demokrat.


Apakah benar SBY menjadi otak yang merancang secara strategic upaya untuk mendulang pundi-pundi dari mega proyek Hambalang dan "mengkambinghitamkan" kader-kader mudanya dengan cara mendalangi seluruh perangkat dan lembaga hukum mulai dari KPK, Lembaga Kepolisian hingga Pengadilan?


Mari kita saksikan lembaran-lembaran hitam yang akan diungkap oleh Anas paska "check out" dari hotel Sukamiskin. Hari ini para simpatisan Anas Urbaningrum datang ke Lapas Sukamiskin untuk menjemput Anas dengan gerakan #menjemputkeadilan.


Kabarnya selama Anas di dalam penjara, dia tidak hanya diam menjalani hukumannya. Dia terus melakukan konsolidasi dan kerja-kerja politik bersama seluruh rekan sejawat sesama aktivis, hingga akhirnya mendirikan sebuah parpol, bernama Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang saat ini dinahkodai oleh I Gede Pasek, yang juga mantan Ketua DPP Pemuda dan Olahraga Partai Demokrat dan sempat berlabuh di Partai Hanura sebagai Sekjen. 


Apa sebenarnya motif Anas dan kawan-kawan mendirikan PKN? Apakah memang untuk menjadi kendaran politik alternatif para kader partai demokrat yang dulu memang satu gerbong dengan Anas? Yang saat ini sebagian sudah menjadi mantan dan sebagian lagi masih mengurus Partai Demokrat yang sedang menunggu komando atau arahan untuk hijrah ke partai anyar besutan Anas dan para mantan aktivis HMI tersebut ? Atau justru PKN akan menjadi ruang balas 'dendam' Anas pada SBY selaku 'pemilik' partai berlambang mercy tersebut yang katanya menzolimi dirinya.    


Terlepas dari apapun kepentingan Anas dan kawan-kawan mendirikan PKN, menurut saya, lahirnya PKN yang diklaim berbasis nasionalis otomatis akan menggerus perolehan suara Partai Demokrat. Karena faktanya, Anas memang memiliki faksi yang cukup besar sewatu menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa banyak pengurus setingkat DPC dan DPD adalah konstruksi hirarki partai yang berafiliasi ke Anas yang akan berkontribusi untuk menjalankan roda organisasi PKN. 


Pertanyaannya adalah, PKN sebagai partai baru apakah mampu memperoleh minimal Parlemen Treshold sebesar 4% pada Pemilu 2024 untuk bisa meraih kursi minimal di Senayan?


Sebesar apakah pengaruh berdirinya PKN untuk 'merobohkan' Partai Demokrat dengan 'menghijrahkan' gerbong Anas dari Partai yang sekarang dipimpin oleh AHY yang konon adalah "warisan" kekuasaan dari SBY?. Sementara, belum hilang dari ingatan kita bahwa Demokrat juga mengalami pasang surut dinamika internal akibat dualisme, di mana sempat terjadi Kongres Sibolangit garapan Jhoni Allen Marbun dan Marzukie Ali yang membidani nama Moeldoko sebagai Ketum Demokrat versi Sibolangit. 


Dan sebesar apa kemampuan PKN menjual idiology dan visi serta misinya untuk meraih simpati dari publik khususnya swing voters? Sementara dua partai baru berbasis nasionalis pun muncul untuk berkontestasi di Pemilu 2024, seperti Partai Buruh dan Partai Gelora yang pasti juga berusaha untuk tembus ke Senayan. Segmen pasar apa yang akan dicapai PKN?


Pertanyaan terakhir saya adalah, apakah Demokrat atau PKN yang akan degradasi dari klasemen "Liga" Senayan? mari kita saksikan kompetisi demokrasi tahun depan, pertarungan sengit antara Anas dan SBY. (red/BP) 

Parto Bangun, Pengamat politik dari kedai kopi tapi cuma minum teh.

Post a Comment

0 Comments